8.17.2016

"Jangan lagi. Jangan. Cukup sudah. Tak mengertikah kamu betapa aku selalu berjuang untuk pergi, tak mau tau lagi? Tak mengertikah kamu bagaimana aku berharap, tiap kali aku hampir saja berlayar mencari tujuan lain namun kamu cegah? Tak mengertikah kamu, betapa sakit yang ku rasa karna pada nyatanya, kamu mencegahku hanya untuk melampiaskan ego mu saja? Tak mengertikah kamu, betapa pilu hati ini karna harapan yang kudapat darimu hanyalah sia sia saja? Nyatanya, kamu mengusirku lagi. Lagi. Dan lagi. Karena cerita akhirnya, kamu tetap selalu menyuruhku untuk pergi lagi. Aku tak tau kenapa harus sebodoh ini, mau saja kembali lagi saat kamu cegah. Mau lagi berharap ketika hati sudah memantapkan untuk pergi. Ya, aku bodoh. Dan itu karenamu. Jadi, jangan lagi sayang. Jangan lagi kamu cegah kali ini. Kamu tau, harapan ini hanyalah angan, tak mungkin jadi nyata. Sudahlah. Aku tak  menginginkan ini lagi.
Hanya biarkan aku pergi. Biarkan. Biarkan rindu ini membunuhku tiap waktunya, biar tetes mata ini jadi bumerang untukku tiap ku teringat kembali. Biarkan saja angan segunung ini membuatku tak waras. Setidaknya, ini jauh lebih baik daripada harus kembali dan menerima kenyataan berulangkali bahwa kamu tak pernah benar-benar menginginkan aku." -Rise