12.18.2016

SALAM

Assalammuallaikum, kataku
Tapi,
Salamku tidak kamu jawab
Sedang apa kamu?
Yakinku, 
Kamu pasti sibuk
Apalagi kalo bukan membalas salam dari yang lainnya
Ah, sudahlah.
Capek sudah, bibir ingin marah
Dadah!
Itulah lambaian perpisahanku


8.17.2016

"Jangan lagi. Jangan. Cukup sudah. Tak mengertikah kamu betapa aku selalu berjuang untuk pergi, tak mau tau lagi? Tak mengertikah kamu bagaimana aku berharap, tiap kali aku hampir saja berlayar mencari tujuan lain namun kamu cegah? Tak mengertikah kamu, betapa sakit yang ku rasa karna pada nyatanya, kamu mencegahku hanya untuk melampiaskan ego mu saja? Tak mengertikah kamu, betapa pilu hati ini karna harapan yang kudapat darimu hanyalah sia sia saja? Nyatanya, kamu mengusirku lagi. Lagi. Dan lagi. Karena cerita akhirnya, kamu tetap selalu menyuruhku untuk pergi lagi. Aku tak tau kenapa harus sebodoh ini, mau saja kembali lagi saat kamu cegah. Mau lagi berharap ketika hati sudah memantapkan untuk pergi. Ya, aku bodoh. Dan itu karenamu. Jadi, jangan lagi sayang. Jangan lagi kamu cegah kali ini. Kamu tau, harapan ini hanyalah angan, tak mungkin jadi nyata. Sudahlah. Aku tak  menginginkan ini lagi.
Hanya biarkan aku pergi. Biarkan. Biarkan rindu ini membunuhku tiap waktunya, biar tetes mata ini jadi bumerang untukku tiap ku teringat kembali. Biarkan saja angan segunung ini membuatku tak waras. Setidaknya, ini jauh lebih baik daripada harus kembali dan menerima kenyataan berulangkali bahwa kamu tak pernah benar-benar menginginkan aku." -Rise

5.08.2016

"karna apa yang kau rasakan dahulu hanyalah pelampiasan untuk dimiliki
Dan apa yang aku rasakan dahulu hanyalah obsesi untuk memiliki
Tidakkah itu terdengar konyol?
Apakah keputus asaanmu dan ke keras kepalaanku dapat membuat kita berlayar mengarungi luasnya samudra?
Apakah bekal itu cukup untuk membuat kita membelah ganasnya ombak?
Apakah keegoisanku mampu membuat kapal ini menuju ke arah yang benar?
Apakah ketidak pedulianmu mampu membuat kapal ini bertahan?
Tidak. Tidak. Tidak. Dan hanya tidak. Harusnya kita tahu dari dulu.
Karna sejak awal, kita adalah salah.
Kita adalah ketidakmungkinan.
Kita adalah ketidakpastian.
Kita hanyalah arung jeram.
Karna kita tak bisa berlayar jauh.
Karna sebenarnya kita telah lama karam.
Karna memang tidak ada kita. Yang ada hanyalah aku dan kamu." - Rise

5.07.2016

"Ternyata memang menyakitkan ketika kamu tau dia berusaha memanjangkan percakapan denganmu hanya karna merasa bersalah. Sungguh, rasanya benar-benar menyakitkan. Seperti kamu sebenarnya tidak diharapkan tapi dia memaksakan diri agar kamu senang sehingga dia tidak merasa bersalah lagi. Dimananya yang baik? Jika saja kamu mengetahui, kamu adalah orang yang paling kejam. Selalu membuatku melayang tinggi seakan diinginkan, namun sebenarnya sedang bersiap-siap untuk menjatuhkanku dari puncak tertinggi. Agar aku merasakan sakit yang lebih dalam dan menyiksa. Ya, kamu kejam. Selamat. Karena nyatanya, kamu memang berhasil melakukannya" -Rise